Cari berdasarkan:



Ikhlas - Memurnikan Niat, Meraih Rahmat
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Ikhlas - Memurnikan Niat, Meraih Rahmat 
oleh: Dr. Umar Sulaiman al-Asygar


Penerbit :    Serambi
Bahasa :    Indonesia
 
Ukuran :    0x0x0 mm
Tag :    buku impor
Sinopsis Buku:
"Ikhlaskan saja, itu sudah menjadi ketentuan Allah."
"Dia tidak ikhlas memberi."
" saya ikhlas ."

Jadi, apa makna ikhlas? Kita tak lagi tahu dengan pasti, karena kata ini terlalu populer, dan terlalu sering digunakan, untuk berbagai konteks yang berbeda. Secara harfiah, ikhlas adalah melepaskan atau meloloskan diri dari suatu ikatan; ada juga yang bilang, ikhlas adalah murni, suci, terbebas dari sesuatu. Lalu, apa hubungannya dengan ungkapan-ungkapan yang sering kita dengar, seperti ungkapan di atas?

Penulis buku ini, Dr. Umar Sulaymn al-Asyqar, mengupas tuntas konsep ikhlas dengan berbagai pengertiannya, termasuk ciri-ciri orang yang ikhlas. Ia juga mengulas satu konsep lain yang sering dikaitkan dengan riya. Apa makna riya, apa dampaknya, bagaimana ciri-ciri orang yang riya, dan bagaimana trik-trik untuk menghadapinya. Seseorang takkan bisa memurnikan ibadahnya dari riya, jika tidak tahu apa saja ragam riya, dan ibadah apa yang sering dihinggapi riya?

Buku ini dilengkapi dengan ulasan yang detail tentang niat, yang merupakan landasan, tempat berpijak dan titik beranjak yang membedakan antara orang yang riya dan yang ikhlas.

Sudah ikhlaskah kita?

Ikhlas merupakan syarat sah diterimanya suatu amal. Tak pelak, beragam arti dilekatkan orang pada kata yang sangat populer ini. Hanya saja, keragaman itu sering menyebabkan salah kaprahbahkan penyesatandalam menerapkan kata ini.

Buku ini mengupas tuntas konsep ikhlas. Ia mengungkap berbagai pandangan keliru tentang ikhlas. Ia juga berusaha mengeluarkan kata ini dari definisi yang sangat ketatseolah ikhlas hanyalah konsep khayali yang sulit ditemukan wujudnya pada diri manusia.

Sang penulis, Dr. Umar Sulaymn al-Asyqar, bahkan menolak sebutan "buruh kasar" yang diberikan Rabiah al-Adawiyyah dan Al-Ghazali kepada orang yang beribadah karena mengharap surga dan takut neraka . Dia justru menyebut orang-orang ini sebagai orang berakal (Ulul Albab) dan hamba pilihan yang berbakti kepada Allah. Menurut al-Asyqar, niat memperoleh nikmat dan menghindari siksa akhirat tidaklah mengotori keikhlasan seseorang dalam mendekatkan diri kepada Allah. Sebab, niat itu juga ditetapi oleh para nabi, rasul, siddiq, dan syahid.

Tujuan setiap manusia harus diarahkan kepada Allah semata. Itulah makna ikhlas. Namun, harus dipahami, ada beragam tujuan dan jalur menuju Allah. Dan, kesemuanya itu juga merupakan perwujudan dari ikhlas. Itulah mengapa manusia tak perlu membunuh tujuan yang berangkat dari rasa cinta dan takut, sebab keduanya merupakan landasan dari ibadah.




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
oleh American Chamber of Commerce in Japan, Am Chamber of Comm in Jap
Rp 32.085
Rp 27.272

  [selengkapnya]
oleh Daniel G. Md Amen
Rp 324.706
Rp 276.000

“The vast majority of love and sex occurs in the brain. Your brain decides who is attractive to you, how to get a date, how well you do on the ...  [selengkapnya]
oleh Grant J. Schneider
Rp 196.235
Rp 166.800

What do women want?" While Sigmund Freud may have most famously asked this question, it is a safe bet that he wasn't the first (or last) to puzzle ...  [selengkapnya]
oleh Carlos Ghosn
Rp 132.835
Rp 112.910

In Shift, Carlos Ghosn, the brilliant, audacious, and widely admired CEO of Nissan, recounts how he took the reins of the nearly bankrupt ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement