|
Sinopsis Buku: Walmiki--penulis Ramayana-- dalam tradisi India dihormati sebagai seorang Adikawi, Penyair Utama atau Penyair Idaman. Dengan demikian Ramayana pun adalah Syair Utama atau Syair Idaman. Ada juga yang menyebutnya sebagai "Syair Sejarah", senarai syair kepahlawanan yang dengan daya khayal tinggi menceritakan tentang pelbagai hal yang seolah-olah benar-benar terjadi jika mengingat keraguan atau kekaburan akibat silamnya waktu. Jalur cerita Ramayana berkembang dengan halus, dengan beberapa titik temu. Sang pahlawan adalah seorang manusia super atau bahkan mewujud sebagai titisan dewa. Jika Mahabarata menonjol dalam hal-hal heroik, maka Ramayana didominasi oleh rasa erotik. Di dalamnya terdapat adegan manakala suatu keajaiban tercipta. Sang Pahlawan dan kekasihnya melewati masa-masa cobaan moral dan emosional, tetapi berhasil lulus dari segala ujian. Cinta menang, kebenaran muncul, tugas terlaksana, kehendak dewa dipatuhi, dan penderitaan pun tertinggalkan. Ia juga menggambarkan pelbagai suasana dan majemuknya kehidupan, selain menampilkan keindahan alam. Gaya bertutur yang disampaikan oleh Waliki dalam Ramayana ini begitu anggun mengilhami dan amat menawan. Adalah Mahatma Gandhi yang juga kemudian menerangkan tentang keindahan dalam kesederhanaan Ramayana. Menjawab pertanyaan salah seorang sahabat tentang "bagaimana anak wanitanya bisa mendapat gagasan dan ungkapan tentang cinta tanpa membaca kisah-kisah cinta modern", Gandhi menjawab, "Bukankah ia telah membaca Ramayana? Bukankah itu juga sebuah kisah cinta?" Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |