|
Sinopsis Buku: Ravenska Sovtzkaya yang blasteran Jawa-Cheko sedang mencari cinta. Bukan cinta antara dua manusia, namun cinta yang lebih indah dari itu.: cinta kepada Ilahi Rabbi. Ia menyaksikan banyak fenomena dalam perjalanannya. Keheranannya pada Pras, Ketua Senat di kampusnya yang selalu menghIndar dari tatapan matanya --padahal Ravenska manis seperti gula—dan kematian Pras yang mengguncang hatinya, setengah menyadarkannya betapa ringkih jiwa manusia. Ia berada dalam genggaman Dzat Yang Maha Agung. Ravenska didera kebingungan, antara ketidakpercayaannya kepada adanya hari pertanggungjawaban di satu sisi, dan mimpi-mimpinya tentang malaikat maut di sisi yang lain. Ia teramat sangat kehilangan Pras, dan rasa kehilangan itu menuntunnya pada suatu kenyataan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini. Tetapi ia masih bertanya, kemanakah mereka yang mati pergi?!
Perpaduan budaya Jawa dan Cheko membuatnya terseok ketika mencari cinta sejati, apalagi dua religi mempengaruhi pemikirannya. Lalu ia bertemu fenomena kemiskinan di daerah buruh. Bersama Siti, ia menyaksikan kedermawanan dr. Titi dan Sofia, daiyah muda teman sekampusnya. Dari mereka ia mulai tak percaya ajaran papanya yang sosialis. Ternyata, orang kaya seperti dr. Titi bukan musuh orang miskin seperti Siti, padahal permusuhan itulah yang selama ini diajarkan papanya. Ravenska mulai percaya, tapi terpaksa kembali ke Philadelphia untuk mewarisi kekayaan papanya yang meninggal karena AIDS. Sayang, bahaya selalu menguntitnya. Piet, teman highschoolnya dulu , memorakporandakan kehidupannya. Apa yang terjadi kemudian? Ravenska terpaksa masuk Rumah Sakit Jiwa. Selamatkah Ia? Sembuhkah Ia? Atau ia harus mati untuk bertemu dengan Kekasih Sejati yang dicarinya? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |