|
211. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** "Aku mencintaimu, Ning!" terlontar perkataan itu dari mulut Rudi. Kemudian laki-laki itu mendekatinya perlahan-lahan. Dengan tatapan penuh hasrat asmara.Namun Tuning melangkah menjauhinya, dengan mata melebar."Kau tidak mencintaiku, Mas. Selama ini kau selalu menganggapku tak berharga. Aku tahu ... [selengkapnya]
|
|
212. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Dua kali patah cinta yang bukan karena kesalahan pihaknya membuat Ayu putus asa. Di usia yang masih belia, ia sudah menjadi apatis dan membiarkan dirinya diatur orangtua. Maka menikahlah dia dengan Damar, pilihan orangtuannya. Menurut orangtuanya, Damar menantu yang hebat. Lelaki itu dokter yang ... [selengkapnya]
|
|
213. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Prinsip hidup Yani mengenai kesetiaan dan kejujuran dicabik dua orang yang ia sayangi dan ia kira juga menyayanginya. Toni kekasihnya berselingkuh dan menikah dengan Dewi, kakak kandung Yani.Dia melarikan diri dari Jakarta dan memilih kuliah di Yogyakarta. Selama enam tahun, kota pelajar itu ... [selengkapnya]
|
|
214. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Di tengah kegersangan hidupnya, Nawangwulan telah melakukan kesalahan fatal. Ia hamil karena terlena oleh kesejukan yang ditawarkan Dony, kakak tirinya. Dan kesalahan itu semakin terasa karena Dony ternyata lelaki pengecut yang tak mau bertanggung jawab.
Untuk menutupi aib dan menyelamatkan ... [selengkapnya]
|
|
215. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Nunik datang kembali ke kota kecil tempat ia dibesarkan, dengan harapan akan dapat melupakan kepahitan yang dialaminya di Jakarta. Di kota itu pulalah ia berharap orang akan dapat memaklumi dan menerima perceraiannya dengan Hardiman yang mengkhianatinya itu. Dan di kota itu ia juga berharap ... [selengkapnya]
|
|
216. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Lima tahun lebih Ayu Trisnawati hidup berkubang duka. Aris, tunanganya, meninggal dunia dua bulan sebelum mereka menikah. Gadis itu lalu hidup bagai pertapa, tak membuka hatinya pada laki-laki mana pun.Suatu hari, seorang laki-laki muda bernama Prasetyo, datang membawa bukti bahwa ia adalah ahli ... [selengkapnya]
|
|
217. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Angsa liar. Itulah julukan warga Jalan Mahoni bagi gadis kecil bernama Yulia Anggraini. Bagaikan seekor angsa yang anggun dan cantik, Yulia kecil bermata bulat indah, berambut ikal, dan berwajah rupawan. Namun semua orang di Jalan Mahoni sepakat Yulia kecil memang liar, nakal, dan suka berkelahi. ... [selengkapnya]
|
|
218. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Sebagai dosen, Astuti betul-betul bingung menghadapi Tommy, mahasiswanya. Lelaki itu sengaja mencari-cari perhatiannya. Misalnya, terus-menerus bertanya, atau selalu paling dulu menjawab, atau menegur kapan pun bertemu dengannya, dan rasanya ia selalu bertemu dengan lelaki itu di mana pun. Tommy ... [selengkapnya]
|
|
219. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Masa kecil Suci Melati yang biasa disebut dengan nama Uci, sangat pahit. Ia tidak kenal siapa ayahnya, ibunya dianggap anak hilang oleh keluarganya. Ketika Uci mulai kuliah, ibunya menikah lagi. Sejak itulah gadis itu mulai menemukan suasana kekeluargaan yang hangat di rumah ayah tirinya. Berkat ... [selengkapnya]
|
|
220. | 
| | oleh Maria A. Sardjono *** Out of Print *** Menik gamang ketika jatuh cinta pada pandangan pertama pada Iwan. Sikap Iwan yang angkuh membuatnya merasa tak berarti. Ia tahu dirinya tak sepadan. Dia cuma gadis yatim-piatu miskin, yang hidup menumpang pada nenek lelaki itu.
Untuk memerangi perasaannya, Menik bersikap acuh tak acuh pada ... [selengkapnya]
|
|