


|
|
Hasil Pencarian untuk "Arswendo"
Displaying 21 to 30 (of 38 books)
« Prev |  
1 2 3 4
| Next »
| 21. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** [selengkapnya]
|
| 22. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** [selengkapnya]
|
| 23. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** *Cetak ulang ganti cover*
Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-buruh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya, canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting, karena munculnya jenis printing---cetak. Kalau proses ... [selengkapnya]
|
| 24. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Eling, pernah hidup dari sisa-sisa daun kol yang membusuk, juga pernah hidup bercinta dengan perempuan yang dinamai, atau menamakan diri, Kawi. Eling, yang namanya juga tak begitu dikenali secara lengkap oleh Kawi, pernah hidup kaya, terkenal, dan menjadi juragan.
Saat itulah Eling ingin ... [selengkapnya]
|
| 25. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Dalam kehidupan ada dua macam ibu. Pertama, ialah sebutan untuk perempuan yang melahirkan anaknya. Kedua, ialah sebutan untuk perempuan yang merelakan kebahagiaannya sendiri buat kebahagiaan anak orang lain, dengan rasa bahagia pula.
Yang paling istimewa jika dua macam sifat itu bergabung ... [selengkapnya]
|
| 26. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Pak Djoen, dalam usia di atas 70 tahun, kakek 11 cucu, adalah mata air inspirasi dunia bisnis, yang tak pernah habis. Bukan hanya bagaimana menjalankan bisnis yang berhasil, dengan cara bersih, dalam komunikasi yang fasih, melainkan inspirasi bagaimana mengelola sebuah keluarga yang utuh, hangat ... [selengkapnya]
|
| 27. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Keluarga Cemara, kisah sebuah keluarga yang memilih hidup dengan hanya bermodalkan kejujuran. Keluarga yang amat sangat sederhana terdiri atas Abah, kepala keluarga seorang penarik becak dan buruh apa saja, Ema, seorang wanita yang membuat opak untuk dijajakan anak perempuannya. Euis, si sulung ... [selengkapnya]
|
| 28. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Becak Abah ditahan. Padahal surat-suratnya lengkap, juga tidak membuat kesalahan. Tapi Abah tak mau protes, tidak ingin demo, seperti yang diminta teman-temannya. Abah lebih suka becaknya keluar sesuai prosedur.Tapi Emak tak bisa tinggal diam. Emak datang ke kantor polisi dan mengambilnya. Bahkan ... [selengkapnya]
|
| 29. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Salah satu permainan yang mengasyikkan adalah "menjadi pengantin". Teman-teman memberikan bunga sebagai kado. Pemberi yang terbagus, bergantian menjadi pengantin. Agil protes ketika bunga pisang temannya ditolak. Bunga pisang dianggap bunga bunga. Ara juga begitu, ia mempertanyakan saat puisi karya ... [selengkapnya]
|
| 30. | 
| | oleh Arswendo Atmowiloto *** Out of Print *** Euis berharap mendapat hadiah. Ia sudah menyimpan kupon dari sebuah toko. Dan ketika pengumuman ditempelkan di kaca toko, ia bersyukur: Ada nama Euis sebagai pemenang. Ara dan Agil juga ikut mengucapkan terima kasih kepada Tuhan. Tetapi, selalu, cerita tak pernah berhenti di kebahagiaan. Di ... [selengkapnya]
|
|
« Prev |  
1 2 3 4
| Next »
|
|


ibuk,
“Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakanmu kuat.”
-Ibuk-
Masih belia ...
[selengkapnya]

|