


|
|
Hasil Pencarian untuk "NH. Dini"
Displaying 31 to 37 (of 37 books)
« Prev |  
1 2 3 4
| 31. | 
| | oleh NH. Dini *** Out of Print *** WASKITO adalah seorang "murid yang sukar" sehingga ia tidak disukai teman-temannya di sekolah. Waskito sering membolos, sering memukuli kawan-kawannya, dan sering membuat onar di kelas/sekolah. Akan tetapi berkat keuletan Bu Suci, yakni guru Waskito, akhirnya si "anak sukar" itu berhasil dibimbing ... [selengkapnya]
|
| 32. | 
| | oleh NH. Dini *** Out of Print *** Tahun 1980 Dini kembali ke Tanah Air.
Setelah beberapa tahun mondar-mandir antara Jakarta dan Semarang, pada tahun 1985 Dini menetap di kota asalnya, pulang ke Kampung Sekayu. Di sana dia mendirikan taman bacaan yang dinamakan Pondok Baca Nh. Dini atau disingkat PB, dilayankan kepada para ... [selengkapnya]
|
| 33. | 
| | Cetak Ulang Ganti Cover Baru oleh NH. Dini *** Out of Print *** Setiap orang pastilah menyimpan kenangan yang berasal dari masa kanak-kanaknya, baik kenangan yang manis maupun kenangan yang pahit. Akan tetapi tidak semua orang mampu mengungkapkannya kembali secara tertulis, seperti yang dilakukan Nh. Dini.
Dalam Sebuah Lorong di Kotaku ini, Dini mengisahkan ... [selengkapnya]
|
| 34. | 
| | oleh NH. Dini *** Out of Print *** Setiap orang pastilah menyimpan kenangan yang berasal dari masa kanak-kanaknya, baik kenangan yang manis maupun kenangan yang pahit. Akan tetapi, tidak semua orang mampu mengungkapkannya kembali secara tertulis, seperti yang dilakukan Nh. Dini. Dalam Sebuah Lorong di Kotaku ini, Dini mengisahkan ... [selengkapnya]
|
| 35. | 
| | Sekayu - Soft Cover - 1988-01-00 oleh NH. Dini *** Out of Print *** "Alangkah sukar serta tidak enak menjadi anak-anak, karena semua dilarang, segala sesuatu tidak bisa diperbuat," demikian Dini remaja mengeluh. Dini tidak mau lagi disebut anak-anak. Ia sudah berada di ambang kedewasaan. Ia mau agar orang memperlakukan dirinya seperti orang dewasa: orang yang ... [selengkapnya]
|
| 36. | 
| | oleh NH. Dini *** Out of Print *** Disusun seperti adegan-adegan pertunjukan wayang orang, Tirai Menurun menyuguhkan babak demi babak kehidupan empat tokohnya: Kedasih, Kintel, Sumirat, dan Wardoyo.
Pemaparan dimulai ketika Republik Indonesia Serikat baru kembali menjadi negara kesatuan. Arus pendatang memasuki Semarang dari ... [selengkapnya]
|
| 37. | 
| | oleh NH. Dini *** Out of Print *** Disusun seperti adegan-adegan pertunjukan wayang orang, Tirai Menurun menyuguhkan babak demi babak kehidupan empat tokohnya: Kedasih, Kintel, Sumirat, dan Wardoyo. Pemaparan dimulai ketika Republik Indonesia Serikat baru kembali menjadi negara kesatuan. Arus pendatang memasuki Semarang dari segala ... [selengkapnya]
|
|
« Prev |  
1 2 3 4
|
|


I am Malala
"Malala menjadi simbol kebaikan yang ada dalam diri kita. Karya yang dia kerjakan jauh lebih mulia di hadapan Tuhan dibandingkan yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan agama. Kami akan ...
[selengkapnya]

|