CATEGORY

Tsunami bukan hanya meluluhlantakkan tanah Aceh, tetapi juga kehidupan Reihan yang sebelumnya tenang. Kehilangan keluarga dan harapan, Reihan mengambil keputusan dramatis: pergi berjuang melawan tentara pendudukan Amerika di Irak. Kerasnya perang membuat Reihan sanggup melupakan tragedi masa lalu dan merajut harapan masa depan. Dan tanpa diduganya, harapan itu muncul dari kehadiran seorang perempuan bernama Salwa.

“Bisa dihitung dengan jari sebelah tangan, novel Indonesia yang berlatar belakang Timur-Tengah, apalagi kisah heroik perlawanan bersenjata kaum muslim (Indonesia dan negara Muslim lainnya) berjihad di Irak. Novel ini bagai oase dalam khazanah sastra Indonesia. Bagaimana perjuangan gagah berani, mendebarkan dan juga menyakitkan para sukarelawan, keluar masuk lorong bawah tanah, hingga ditahan dan disiksa di kamp pasukan Amerika. Di akhir cerita, ada kisah mengharukan. Novel ini menarik karena memberikan perspektif baru.” –Yurnaldi, Koordinator penggiat sastra Padang.

“Kisah dalam novel ini sangat menarik, dan unik. Tidak pernah ada kisah seperti ini dalam novel-novel lain. Pergulatan menemukan hidup yang indah untuk didalami, dan sebuah kisah manusia yang sangat menyentuh. Mengundang kepenasaran, dan terus menarik hingga halaman terakhir. Tidak boleh dilewatkan.” –Luki Aulia, wartawan Kompas.

“Sebagai wartawan, Yoki bekerja dengan mengumpulkan fakta, memverifikasi data, lantas menuangkannya dalam serangkaian berita yang sebagian lebih mirip cerita (feature). Bedanya dengan wartawan lain, Yoki mencoba melangkah lebih jauh: memermak sebagian feature itu menjadi novel. Maka, seperti dalam kisah pemuda Aceh yang berjuang di Timur Tengah di tangan Anda ini, kita menemukan jejak-jejak perjalanan seorang wartawan yang mencoba menjadi novelis.” – Ilham Khoiri, penikmat seni.